Tugas Artikel Sosiologi Pedesaan Farhan Syachrullah NPM E1D020028
Kearifan
lokal tradisi upacara tabot
di kota Bengkulu
Oleh : Farhan Syachrullah
Pendahuluan
Kearifan lokal merupakan bagian dari
lapangan hidup masyarakat
yang
mencerminkan nilai-nilai kebudayaan
yang terdapat di dalamnya. Setiap daerah di Indonesia memiliki kearifan lokalnya
masing-masing yang sebagian di antaranya masih
terus dilestarikan hingga
saat ini. Didalam skripsi Mustafa
Kemal Ramadhan, disebutkan bahwa Locke seperti dikutip Huijbers berpendapat “masyarakat
adalah lapangan hidup di mana individu-individu dapat mewujudkan hak-hak dan
kebebasan asli mereka”. Sedangkan menurut Machmud, lingkungan hidup adalah “segala
benda, kondisi, keadaan dan pengaruh yang terdapat dalam ruangan yang kita
tempati dan mempengaruhi hal yang hidup termasuk kehidupan manusia”.
Salah satu yang akan saya bahas kearifan lokal yang terdapat di
Indonesia dapat kita lihat di Kota Bengkulu, di mana masyarakat Bengkulu rutin setiap
tahunnya menggelar festival Tabot yang di dalamnya terdapat nilai-nilai religius maupun kebudayaan
setempat. Adapun tahapan dari upacara Tabot tersebut adalah sebagai berikut :
Mengambil Tanah, Duduk Penja, Menjara, Meradai, Arak Penja, Arak Serban, Gam
(masa tenang/berkabung) dan Arak Gedang serta Tabot terbuang.
Metode Penulisan
Metode
penulisan artikel ini berdasarkan analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini dengan
menggunakan metode deskriptif kualitatif. Dengan menganalisis, menggambarkan, dan
meringkas berbagai kondisi, situasi dari berbagai data yang dikumpulkan berupa
hasil wawacara atau pengamatan mengenai masalah yang diteliti yang
terjadi di lapangan khususnya di Kota Bengkulu. Dan penulisan ini disusun
dengan kata kata penulis sendiri dan dengan beberapa sumber ya⁶ng didapatkan oleh
penulis
Pembahasan
Saat saya berfoto dengan tabot mini yang 10 kali lebih kecil dari tabot pada umumnya yang berada di Museum Kota Bengkulu. Mari kita mengenal terlebih dahulu lebih dekat tentang
tabot, apa itu tabot? dari mana asal kata tabot sendiri? berapa hari
berlangsungnya acara tabot? Upacara tradisional yang dinamakan dengan “Tabot” dan sering juga
diucapkan dengan nama “Tabut”, di lain daerah yaitu Sumatera Barat dikenal
dengan nama “Tabui” adalah merupakan upacara berkabung Kaum Syi’ah. Karena
upacara ini sudah cukup lama tumbuh dan berkembang di sebagian masyarakat Kota
Bengkulu, maka akhirnya dipandang sebagai upacara tradisional orang Bengkulu.
Baik dari kalangan kaum Sipai maupun oleh seluruh masyarakat Melayu Bengkulu.
Dengan demikian jadilah Upacara Tabot sebagai Upacara Tradisional dari suku
Melayu Bengkulu.
Seperti
telah diuraikan sebelumnya, nama “Tabut” berasal dari kata Arab yaitu Tabut,
yang secara harfiah berarti Kotak Kayu atau peti. Konon menurut kepercayaan
kaum Bani Israil pada waktu itu bahwa bila Tabut ini muncul dan berada di
tangan pemimpin mereka, akan mendatangkan kebaikan bagi mereka. Namun
sebaliknya bila Tabut tersebut hilang maka akan dapat mendatangkan malapeta
bagi mereka. Namun dari pembicaraan saya kepada orang orang
tentang apa yang terjadi jika tabut tersebut hilang, maka ekonomi khususnya
dikota Bengkulu akan surut serta sandang dan papan pun akan mengikuti pula. Namun,
ini masih dalam kepercayaan
kaum Bani Israil pada waktu itu
Di Bengkulu
sendiri, upacara Tabot ini merupakan upacara hari berkabung atas gugurnya
Syaid Agung Husein Bin Ali Bin Abi Thalib, salah seorang cucu Nabi Muhammad
SAW. Inti dari upacara tersebut adalah mengenang usaha dan upaya para pemimpin
Syi’ah dan kaumnya yang berupaya mengumpulkan bagian-bagian dari jenazah
Husein. Setelah semua bagian tubuhnya terkumpul kemudian diarak dan dimakamkan
di Padang Karbala. Seluruh upacara berlangsung selama 10 hari, yaitu dari
tanggal 01 sampai dengan 10 Muharram.
Apa sudah cukup mengenal apa itu tabot? mari kita mengenal lebih jauh mengenai tahapan tahapan nya sebagai berikut :
1. Mengambil tanah (01-04 Muharram)
Upacara yang
berlangsung pada malam
tanggal 01 Muharram, yaitu sekitar pukul 22.00 WIB ini bukan
hanya upacara mengambil tanah yang biasa namun tanah yang diambil tersebut merupakan tanah yang
dianggap mengandung nilai magis. Oleh sebab itu pengambilan tanah tersebut
harus dilakukan pada lokasi tertentu, yakni pada tempat yang dianggap keramat
menurut mereka. Lokasi tersebut hanya ada dua tempat di Kota Bengkulu, yaitu :
Keramat
Tapak Paderi
Keramat
Anggut
2. Duduk Penja
Duduk penja? Ini bukan duduk biasa namun dilakukannya
hal ini sebagai bentuk penghormatan perjuangan Al Husein. Penja adalah benda yang berbentuk
telapak tangan manusia lengkap dengan jari-jarinya, oleh karena itu penja ini
disebut juga jari-jari. Dalam setiap kelompok keturunan Tabot terdapat sepasang
penja, yang terbuat dari kuningan atau tembaga dan ada juga yang terbuat dari
bahan perak. Penja ini menurut keluarga Sipai adalah benda keramat yang
dipercaya mengandung kekuatan magis, oleh sebab itu maka harus dirawat, dicuci
dengan air bunga dan air limau (jeruk) setiap tahunnya. Prosesi upacara mencuci
Penja ini disebut dengan “Duduk Penja”.
Duduk Penja dilakukan di rumah seorang sesepuh keluarga Tabot, pimpinan dari kelompok keluarga Tabot bersangkutan, waktunya pada tanggal 05 Muharram sore hari. Penja (pending jari-jari), merupakan bentuk jari-jari tangan yang terbuat dari tembaga/kuningan, kemudian disimpan di dalam bakul di tempat di dalam rumah Keluarga Keturunan Tabot (KKT). Dengan diawali menurunkan Penja untuk dicuci, dilengkapi dengan sesajen yang terdiri dari air serobat, air susu murni, air kopi pahit, air cendana dan selasih, jeruk nipis, pisang emas dan tebu serta nasi kebuli dan emping. Setelah cuci Penja tersebut, didudukan diatas pelepah rembio yang ditutup dengan kelambu dan diletakkan di dalam Gerga. Selama upacara tersebut diiringi dengan bunyi-bunyian Dol (alat music berupa tamburin) dan Tassa.
3. Menjara
Menjara
artinya mengandung (bahasa Bengkulu) atau berkunjung dengan mendatangi kelompok
keluarga yang lain untuk beruji Dol (lomba membunyikan Dol). Dol merupakan alat
music tradisional masyarakat melayu Bengkulu. Pada acara Tabot, menjara ini
dilakukan dua kali pada dua tempat, yaitu : pada tanggal 06 Muharram kelompok
Tabot Bangsal mendatangi kelompok Tabot Berkas dan pada tanggal 07 Muharram,
sebaliknya kelompok Tabot Berkas mendatangi kelompok Tabot Bangsal. Acara ini
berlangsung dilapangan terbuka yang disiapkan oleh masing-masing kelompok dan
dilakukan pada sekitar pukul 20.00 Wib hingga pukul 23.00 Wib.
Upacara Menjara merupakan sebuah perjalanan panjang di malam hari. Menjara atau beruji Dol ditamsilkan sebagai saat-saat terjadinya peperangan antara Husein dan Kaum Yazid. Ritual menjara (saling menyerang) dilakukan di lapangan terbuka dengan diiringi bunyian Dol dan Tassa yang bertalu-talu pada malam hari sekitar pukul 20.00 s/d 24.00 Wib.
4. Meradai
Acara meradai ini dilakukan pada tanggal 06 Muharram, pelaksanaan acara ini disebut juga dengan Jola, yaitu sekelompok anak-anak yang berusia antara 10 s/d 12 tahun. Acara meradai ini dilakukan di dalam Kota Bengkulu, yang waktunya dilaksanakan pada siang hari. Agar acara ini tidak terjadi tumpang tindih terhadap sasaran, maka sebelumnya dilakukan kesepakatan antara pimpinan kelompok dimana lokasi untuk masing-masing kelompok. Selanjutnya sebelum para Jola turun ke lapangan menjalankan tugasnya, mereka mendapatkan pengarahan dari pimpinan kelompok yang menugaskannya. Di dalam menjalankan tugasnya para Jola harus mengikuti aturan dan petunjuk yang telah ditetapkan.
5. Arak Penja
Arak Penja atau disebut juga Arak Jari-jari, dilaksanakan pada malam ke delapan dari bulan Muharram. Di mulai sekitar pukul 19.00 Wib hingga pukul 21.00 Wib dengan menempuh rute yang telah ditentukan bersama pada jalan-jalan utama dalam Kota Bengkulu. Pada acara ini setiap kelompok Tabot akan mengirimkan regunya sekitar 10-15 orang, yang sebagian besar terdiri dari anak-anak dan remaja. Acara ini dimulai dan berakhir di depan Rumah Kediaman Jabatan Gubernur Bengkulu.
6. Arak Serban
Arak Serban / Sorban berlangsung pada malam ke Sembilan bulan Muharram yang dimulai sekitar pukul 19.00 s/d 21.00 dengan star dan finish ditentukan oleh Kelompok keluarga Tabot bersama dengan Pemerintah daerah. Benda yang diarak selain penja, ada juga Serban / Sorban putih diletakkan pada Tabot Coki (Tabot Kecil), dilengkapi dengan bendera / panji-panji berwarna putih dan hijau atau biru yang bertuliskan “Hasan dan Husein” dengan huruf kaligrafi yang indah.
7. Gam (Masa tenang/berkabung)
Satu dari tahapan Upacara Tabot yang sangat penting dan harus dilakukan adalah “Gam”, suatu waktu yang telah ditentukan dengan tidak melukan aktifitas apapun. Gam sendiri berasal dari kata “ghum” yang berarti tertutup atau terhalang. Masa Gam ini berlangsung pada pukul 07.00 Wib sampai dengan sore hari kira-kira pukul 16.00 Wib, dimana pada waktu tersebut semua aktifitas yang berkenaan dengan upacara Tabot tidak boleh dilakukan termasuk menyembunyikan Dol dan Tassa. Jadi masa Gam ini dapat disebut juga masa tenang.
8. Arak Gedang
Arak gedang merupakan prosesi upacara Tabot yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat Bengkulu. Arak gedang dilaksanakan pada tanggal 09 Muharram atau malam ke 10 Muharram, yang dimulai sekitar pukul 19.00 Wib dengan diawali acara ritual pelepasan Tabot bersanding di Gerga masing-masing. Selanjutnya diteruskan dengan Arak Gedang, yaitu group Tabot bergerak dari markas masing-masing secara berombongan dengan menempuh rute yang telah ditentukan. Di jalan protocol semua Tabot bertemu sehingga membentuk Arak Gedang (Pawai Akbar) menuju lapangan utama.
9. Tabot Terbuang
Acara ini
biasanya sering saya Bersama teman teman mengikuti acara ini untuk melihat
terbuangnya tabot karena ini merupakan acara terakhir dari rangkaian Upacara Ritual Tabot . Acara
ini dimulai pada pukul 09.00 Wib seluruh Tabot telah berkumpul di Lapangan
Merdeka di depan rumah jabatan Gubernur Bengkulu. Tabot-tabot disandingkan yang
diikuti oleh masing-masing personil kelompok tabot. Pada sekitar pukul 10.00
Wib arak-arakan Tabot dilepas oleh Gubernur Bengkulu untuk menuju komplek
pemakaman umum Karabela. Tempat ini menjadi lokasi acara ritual tabot terbuang
karena di sana dimakamkan Imam Senggolo (Syeh Burhanuddin) pelopor upacara
Tabot di Bengkulu. Dengan berakhirnya Tabot terbuang maka berakhirlah semua
prosesi ritual upacara Tabot.
Nah, itulah 9 tahapan dalam acara tabot yang berlangsung
di kota Bengkulu. Namun ada pula acara utama dan acara penunjang sebagai
berikut :
KEGIATAN
UTAMA:
- Upacara Pembukaan
- Upacara Prosesi Tabot Sakral
- Upacara Penutupan
- Upacara Arak Tabot Terbuang (10
Muharram)
KEGIATAN
PENUNJANG:
- Aneka Lomba Khas Tabot
- Bazar & Pameran
- Malam Pesona Tabot
Sehingga kemeriahan Festival Tabot Penyelenggaraan ini akan berjalan secara maksimal
apabila terdapat kerjasama yang baik dari berbagai pihak, yaitu pemerintah dan masyarakat. Adanya partisipasi dan
dukungan dari masyarakat sangat penting dalam memperlancar proses, pihak swasta
dan instansi terkait serta dunia usaha juga ikut mendukung acara ini. Melalui kebersamaan, rasa ikut
memiliki dan kemauan untuk berperan serta dalam melestarikan kebudayaan daerah
diharapkan Festival Tabot ini akan dapat berjalan dengan sukses dan dapat
menjadi magnet daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Bengkulu.
Untuk nilai
sejarah yang terkandung dalam budaya tabot adalah, sebagai kecintaan dan untuk
mengenang wafatnya Husein bin Abi Thalib. Adapun nilai sosial yang terkandung
di dalamnya, antara lain mengingatkan manusia akan praktik penghalalan segala
cara untuk menuju puncak kekuasaan, serta simbolisasi dari sebuah keprihatinan
sosial.
Komentar
Posting Komentar